Selasa, 08 Maret 2011

Sejarah alas kaki

Cibaduyut dalam lintas sejarah alas kaki
Sebagian besar masyarakat modern menggunakan alas kaki sebagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, baik merupakan sepatu atau sandal yang tujuan utamanya untuk melindungi kesehatan kaki berkembangnya pergaulan antar manusia menjadikan produk alas kaki juga berfungsi sebagai fashion yang selalu berkembang dengan jenis model yang sesuai dengan ruang waktu dari perkembangan jaman. Keterpaduan fungsi dari alas kaki tersebut menjadi suatu kebutuhan terutama bagi pria dan wanita yang menyukai penampilan sebagai suatu kebutuhan aktualisasi diri ditengah-tengah pergaulan masyarakat dalam mengalami peningkatan. Karena mengikuti selera masyarakat yang variatif menuntut adanya perkembangan desain yang terus menerus yang bersifat dinamis dan kreatif.
Kesesuain desain dan bentuk sepatu atau sandal memunculkan citra tersendiri bagi pemakainya. Misalnya, pemakaian jenis sepatu untuk pria dewasa memiliki kecenderungan sebagai penunjang berpenampilan yang gagah, tampan, tinggi dan berwibawa, sedangkan pemakaian sepatu untuk wanita dewasa memiliki kecenderungan untuk menunjang berpenampilan yang cantik, anggun, dan feminim. Oleh karena itu, keadaan sosial budaya dan kemampuan ekonomi masyarakat serta keadaan musim sangat mempengaruhi terhadap permintaan jenis, desain dan bentuk alas kaki.
Mulai berkembangnya industri dan perdagangan alas kaki Cibaduyut telah cukup lama. Awalnya dimulai sekitar tahun 1920, beberapa orang warga setempat yang kesehariannya bekerja pada sebuah pabrik sepatu di kota Bandung, setelah memiliki keterampilan dalam membuat sepatu, mereka berhenti sebagai pekerja. Mereka memulai membuka usaha membuat dan menjual produk alas kaki secara kecil-kecilan di lingkungan rumah tangganya dengan melibatkan tenaga kerja anggota keluarganya. Dengan semakin berkembangnya pesanan, maka mulai merekrut pekerja yang berasal dari warga sekitarnya, sehingga keterampilan dalam membuat alas kaki ini menyebar dan ditularkan dalam lingkungan keluarga dan warga masyarakat sekitarnya.
Menurut informasi dari para tokoh pengusaha alas kaki Cibaduyut bahwa sebelum penjajahan Jepang tahun 1940 telah berkembang sejumlah pengrajin sepatu di Cibaduyut sebanyak 89 orang. Hal ini tidak terlepas dengan semakin meningkatnya pesanan, karena dinilai produk sepatu Cibaduyut memiliki kualitas yang sangat baik memenuhi selera konsumen pada masa itu. Bahkan, setelah negara Indonesia merdeka pada tahun 1950-an jumlah unit usaha alas kaki berkembang menjadi 250 unit usaha. Dengan jumlah unit usaha yang besar inilah daerah Cibaduyut mulai dikenal sebagai sentra produksi alas kaki.
Pada sekitar tahun 1978 pemerintah pusat melalui departemen Perindustrian bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) melakukan pengkajian dalam rangka bimbingan dan Pengembanga sentra sepatu Cibaduyut. Hasil kajian tersebut merekomendasikan dibangunnya pusat pelayanan fasilitasi pembinaan atau dengan sebutan Center Service Facility (CSF) dan lebih dikenal masyarakat pengusaha sepatu dengan sepatu Unit Pelayanan Teknis (UPT) barang kulit.
Pada sekitar tahun 1980-an dengan digulirkan proyek BIPIK dari departemen perindustrian berbagai fasilitas bantuan sarana dan prasarana kepada UPT persepatuan di Cibaduyut berupa pembangunan fasilitas gedung, mesin dan peralatan serta program pelatihan untuk mengembangkan pengrajin sepatu Cibaduyut.

Sambutan Kepala Dinas Perindag

Dalam rangka mengembangkan kluster industri di Jawa Barat, maka keberadaan sentra industri kecil menengah yang potensial harus difasilitasi pemerintah daerah untuk mampu berkembang, sehingga meningkatkan daya saing produk. Kluster industri merupakan pengelompokan perusahaan industri kecil menengah sejenis dan industri terkait dalam satu kawasan yang mendorong adanya spesialisasi dan peningkatan kualitas serta mendorong invasi dan diferensiasi pasar. Salah satu produk unggulan kota Bandung dan juga Jawa Barat adalah produk alas kaki yang berasal dari Cibaduyut. Produk tersebut dihasilkan para pengrajin dalam wilayah kawasan sentra yang berkembang sejak lama turun temurun secara alami yang menghasilkan kualitas produk yang mampu bersaing dalam pasar nasional maupun internasional.
Sejarah keberadaan sentra alas kaki Cibaduyut memiliki keunikan dalam kaitan budaya yang menghasilkan karya-karya kreatif dan inovatif dari keragaman produk alas kaki yang selalu mengikuti perkembangan jaman. Kemampuan mengembangkan kluster industri dan perdagangan alas kaki yang menghasilkan produk yang tidak lekang dengan waktu, mejadikan Cibaduyut memiliki brand images sebagai sentra alas kaki unggulan di Jawa Barat. Akibatnya, lokasi sentra ini tidak pernah sepi dengan pengunjung yang berasal dari dalam dan luar Jawa Barat, untuk berbelanja, berwisata dan berbisnis. Keberadaan sentra ini menjadikan ikon kota Bandung sebagai pusat sentra industri dan perdagangan alas kaki. Oleh karenanya, Disperindag Jawa Barat pada tahun 2008 menerbitkan buku profil alas kaki Cibaduyut sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum.
Semoga dengan diterbitkannya buku Profil ini dapat memberikan informasi dan sekaligus menjadi suatu promosi dalam mengembangkan sentra alas kaki.
Harapan kami Cibaduyut ke depan dapat berkembang menjadi sentra wisata belanja yang menarik dan berkembang menjadi wisata inustri serta wisata pendidikan sebagai satu paket wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh pelaku usaha dan masyarakat sekitarnya.

Profile

Nama Perusahaan : Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perindustrian Instalasi Pengembangan IKM Persepatuan Bandung

Alamat : Jln. Cibaduyut Raya no.150 Bandung

E-mail : cibaduyut.indag150@gmail.com

No. Telp : 022-5406096
Faksimili : 022-5404520